Jumat, 28 Desember 2012

Rinduku pada Bunda


kukejar pagi hanya untuk
menriakkan rindu dalam hatiku akan senyum manismu. Ibu...

kerinduan yang ingin ku sulam menjadi sebuah mahakarya
dalam jiwa dan di dalam buku catatan harianku

Ingin kutulis sesuatu untukmu
walau mungkin ibu tiada pernah
akan bisa membacanya
Karna apa yang kan kutuliskan dalam buku sbagai karyaku ini
takkan pernah bisa merubah

kenyataan akan kepergianmu
dari sisi anak2mu

Hingga karyaku hanya akan menjadi 
sebuah rangkaian kata yang tertata bahkan mungkin
akan sumbang tanpa makna

sementara perih hatiku
kan ku sembunyikan dalam sebuah kotak kayu kecil 

dibawah tempat tidurku agar tak terlupa, tuk berlari-lari mengejar mimpi
sperti embun pagi yang tetap
tak mau pergi walau tamparan
tangan mentari hinggap diwajahnya berulang kali..



Ibu...
aku yang terjatuh kembali mencoba merangkak naik dan
perca-perca mimpi semalam
telah aku lebur menjadi pualam
dan serpihannya aku simpan
dalam album kelabu ingatanku meluruh bersama butir airmata
membayangkan sosok wajahmu

sebuah wajah dengan senyum terindah 
yang selalu menghias wajah cantikmu..
sebuah kelembutan yang berpadu dengan kerasnya hidup
sebuah cubitan yg berganti hangatnya cinta dan sayang
sebuah nasihat sebagai warisan


Percayalah bu,...
waktu yang kita lalui bersama akan menjadi bagian abadi
dan rona dalam hidupku..
menjadi teladan dalam setiap langkahku dan takkan pernah
henti tuk mengeja arti kata- yang pernah ibu ucapkan tuk bekalku
asuh anak2 dan arungi hidup.

 kini hanya ucapan
terimakasihku padamu ibu
teriring doa yg tak pernah henti
smoga ibu tlah mendapatkan
Tempat terindah di sisiNya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar